Latest News

KEIKHLASAN MAULANA SYAIKH TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum sahabat semua 🙏🙏🙏

"KEIKHLASAN MAULANA SYAIKH TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid"

Kalau Al-Imam Ash-Shanhaji mengukur keikhlasannya dalam mengarang kitab matan al-Jurumiyyah dengan mencelupkan kitab tersebut ke dalam air laut, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dengan alasan karena takut tidak ikhlas, mengurungkan niatnya untuk mempublikasikan kitab karangan beliau.

Dalam beberapa buku yang membahas tentang Maulana Syaikh terutama tentang karya-karya beliau senantiasa dicantumkan bahwa salah satu kitab fiqh yang ditulis dalam bahasa Arab yang dikarang oleh al-Magfurulah Maulana Syaikh adalah kitab berjudul “Sullamul Hija ala Syarhi Safinatin Naja”.

Konon kitab itu tidak dijumpai sampai saat ini karena manuskrip kitab tersebut ikut terbakar bersama beberapa kitab yang lain ketika terjadi kebakaran besar di Pancor Bermi sampai membumihanguskan banyak rumah penduduk termasuk gedeng (rumah) al-Magfurulah Maulanasyaikh .

Akan tetapi penjelasan yang berbeda penulis dapatkan dari Beberapa Masyaikh Ma'had bahwa kitab tersebut tidaklah terbakar, karena kalau sekedar terbakar, tentu maulana syaikh akan menulisnya kembali dalam waktu yang relatif singkat karena isi kitab itu ada dalam pikiran Maulana Syaikh.

Namun di sinilah nampak keikhlasan jiwa beliau. Cerita yang sebenarnya adalah beliau menyelesaikan penulisan kitab itu dan bermaksud membawanya ke Makkah al-Mukarramah untuk menghadap kepada guru besar beliau Al-‘Allamah Asy-Syaikh Hassan Muhammad al-Masysyat dan Al-‘Allamah al-Adib Asy-Syaikh As-sayyid Muhammad Amin al-Kutbi untuk ditashih sambil berziarah kepada keduanya. Dalam perjalanan ke Makkah al-Mukarramah menggunakan kapal laut, koper yang berisi manuskrip kitab itu hilang.

Menurut beliau hilangnya koper tempat menyimpan manuskrip kitab itu mungkin adalah isyarat bahwa ada niat tidak ikhlas yang terlintas dalam hati kecil beliau, sehingga beliau tidak menulisnya kembali. Mungkin saja beliau merasa bahwa kalau kitab tersebut jadi dipublikasikan ada niat supaya mendapat pujian dari orang lain atau bukan semata-mata karena mengharap keridhaan Allah SWT.

Keikhlasan beliau berikutnya terekam dalam kisah beliau ketika mengarang kitab "Nahdlatuzzainiyyah" dalam ilmu fara'id. Sebenarnya kitab tersebut semula beliau namakan "Bintu Lailah" yang berarti "Anak Satu Malam", Penamaan ini karena memang kitab tersebut beliau karang hanya dalam satu malam saja.

Beliau mulai menulisnya setelah selesai mengerjakan Sholat Isya' dan selesai sebelum datangnya fajar, tepatnya sampai tiba waktunya untuk sholat Tahajjud.

Hanya saja, penamaan itu menurut beliau akan menjadi sebuah kesombongan karena bagaimanapun pasti akan ada orang yang bertanya tentang asal-usul penamaannya.

Hal ini tidak pernah beliau ungkapkan melainkan dihadapan Thullab/bat Ma'had sebagai anak-anak kesayangan beliau dalam rangka memberikan motivasi tentang bagaimana seharusnya mengisi dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.



KEIKHLASAN MAULANA SYAIKH TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
MAULANA SYAIKH TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Allaahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shobihi wa sallim


Di tulis ulang dari grup / halaman facebook :

Zhaskia Shanti ke SEJARAH ULAMA DAN KARAMAHNYA

Di dalam grup tersebut tulisan ini di publikasikan oleh :

Zhaskia Shanti ke SEJARAH ULAMA DAN KARAMAHNYA


Semoga Allah memberikan kebaikan dan manfaat atas tulisan ini bagi kita semuanya, Amin...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kredit Gadai BPKB di Mega Central Finance Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.
Published By Gooyaabi Templates